Rembulan di Shubuh 14 Sya’ban

Adzan Shubuh membumbung tinggi menghampiri setiap desah nafas yang lagi terbaring pulas di pembaringan. Mengingatkan setiap jiwa akan kewajiban hakikat kehidupan. Mengajak setiap raga untuk segera menghampiri kemenangan. Kejayaan hakiki yang ada di sisi ilahi.

Alhamdulillah, pagi ini aku bangun lebih awal, sehingga dapat menikmati jamuan Allah di sepertiga malam terakhir. Sebuah moment berharga yang menjadi dambaan setiap hamba beriman, yang mengharapkan kebahagiaan di dunia dan di hari kemudian.

Ku buka pintu rumah yang tidak terlalu jauh menghadap masjid. Udara shubuh mulai menusuk pori-pori dan menembus setiap sendi. Alam raya menghadirkan keindahan dengan berbagai aksesorisnya sebagai bukti keagungan dan keindahan Penciptanya, Allah Swt.

Ada satu hal yang terasa berbeda di shubuh hari ini. Aku menyaksikan rembulan yang indah menawan dan bulat sempurna. Tepat di tanggal 14 bulan hijriyyah, bulan sya’ban. Sinarnya memancarkan ketenangan dan kedamaian bagi penghuni bumi. Rabbiy…, betapa indahnya ciptaan-Mu. Cukup sudah, ini menjadi bukti keagungan dan kesempurnaan-Mu.

Sejenak, rembulan indah menawan mengingatkanku pada sosok teladan yang penuh pesona, melati suci dari taman qurani yang ku damba hadir menghiasi hati. Wajahnya bak rembulan terang di hadapan yang menebar senyuman dan kehangatan. Rembulan itu senyum padaku. Mengantarkanku menyusuri jalan, memandu langkah menuju baitullah, masjid.

Mungkinkah aku terlalu berlebihan karena tenggelam dalam asa yang menggelora? Entahlah…. Mungkin pula keadaan seperti ini yang biasa dirasakan anak muda pada umumnya. Sehingga seringkali ada ungkapan, “Mau makan, ku ingat padamu. Mau tidur, ku ingat padamu. Mau mandi, ku ingat padamu.” Lebay memang kedengarannya ya…. Tapi rasanya, aku tak begitu-begitu amat deh… :)