Jilbab Putih

Engkau adalah makhluk yang diciptakan dengan beragam keindahan dan kelembutan. Cantik dan menarik menjadi bagian dari sisi-sisi kodratmu. Semua itu anugerah dan titipan Allah Swt. Namanya titipan, engkau bukanlah pemilik sesungguhnya. Tak elegan jika engkau mengklaim itu milikmu, lalu merasa bebas untuk berprilaku apa yang kau mau. Pelihara dan jagalah semua anugerah sesuai kehendak-Nya.

Aku bangga saat saat kau mengenakannya. Jilbab putih nan bersih bak salju yang tak berdosa. Ada keanggunan hakiki yang tampak menyertai, ada pancaran imani yang menghiasi. Aku ingin kau senantiasa mengenakannya, untuk selamanya. Bukan karena aku, tapi karena ketaatan pada rabbmu. Ketaatan yang akan mengantarkanmu pada cinta dan ridha-Nya.

Engkau adalah pribadi mulia dan berharga. Permata zaman dan peradaban. Tak layak bagimu untuk berpenampilan sembarangan. Terlalu hina dan sederhana jika harus mengikuti budaya dan tren jahiliyah yang ada. Sesuatu yang berharga, senantiasa dikemas dengan apik dan rapi. Terpelihara dan terjaga dari tatapan dan tangan-tangan murahan. Terlebih engkau, seorang Mukminah (wanita beriman) yang mengikrarkan diri untuk tunduk dan patuh pada-Nya. Dirimu lebih berharga dari sekedar bongkahan intan berlian. Semua itu untuk kebaikanmu juga, bukan untuk siapa-siapa.

“Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Ahzab : 59)

“Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka Menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah Menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (QS. An-Nuur : 31)

Pilihanmu untuk berjilbab tentu bukan tanpa alasan. Aku yakin itu. Bukan karena tren busana yang sedang membahana, atau alasan naïf sebagai busana anternatif. Kau memilih jilbab karena iman pada-Nya. Paham dengan konsekuensi dan hikmah yang menyertainya. Sehingga membuatmu tegar di tengah hingar bingar cercaan orang-orang yang tak suka. Membuatmu tangguh menghadapi ejekan dan hinaan orang-orang yang tak paham hakikat kehidupan.

Tidak keterlaluan rasanya, bila aku meminta kepada Allah Swt. pendamping setia sepertimu. Pribadi yang pandai menjaga diri dan kesucian jiwa. Sehingga tidak tercemari noktah-noktah penyimpangan, tidak rentan terhadap virus-virus yang siap menerkam.

Bagikan Artikel ini