Memahami Keadaan Calon Pasangan

“Alhamdulillah…, calon istri saya memahami dan memaklumi keberadaan saya apa adanya Kang…, sedikit-banyaknya hal itu telah membantu saya, bahkan ia rela memberikan sebagian tabungannya kepada saya untuk membantu proses pernikahan ini. Subhanallah…”

******

Itulah salah satu ungkapan bahagia yang disampaikan salah satu sahabat karib, sebut saja Salman namanya. Seorang lelaki yang kini menjadi tulang punggung bagi keluarganya, setelah beberapa tahun yang silam ditinggal oleh ayahnya tercinta. Bersama sang Ibu dan satu adik, kini ia merenda mimpi – mimpi besar di balik berbagai keterbatasan yang ada. Namun semuanya itu tidak membuatnya mengeluh dan mundur. Ia bersikeras mewujudkan berbagai cita dan idealismenya, menatap masa depan dengan optimis dan penuh harap pada Allah azza wa jalla.

Tidak terlalu banyak saya mengenal latar belakangnya, hanya beberapa sisi kehidupannya yang saya ketahui, saat ia berbagi tentang masalah pribadi, dalam sebuah pendidikan yang mengantarkan kami pada jalinan ukhuwwah yang indah, terasa seperti pada saudara kandung sendiri.

*******

Mungkin tidak terlalu penting cerita itu untuk dibaca, apalagi untuk diingat dari masa ke masa. Tapi walau demikian, ada pelajaran berharga yang bisa dapat di sana. Ada sesuatu yang lebih dari sekedar kisah indah pasangan yang hendak menikah. Apa itu?, kesediaan mereka untuk saling memahami dan mengerti kondisi masing-masing.

Ketika hati telah berpaut dan ada keseriusan untuk saling memiliki, maka langkah terbaik adalah segera menghalalkan keterpautan hati dengan akad nikah, agar hati dan niat suci tidak terkotori. Akan tetapi realita kadang berbeda. Seringkali kenyataan belum sesuai harapan. Calon suami yang belum terlalu mapan secara ekonomi, terkadang berpikir beberapa kali untuk segera jadi suami. Atau hal-hal lain yang berkaitan dengan biaya penyelenggaraan acara resepsi.

Walau bukan sebuah keharusan, pasangan yang akan menikah berharap acara akad nikah dapat berlangsung meriah dan penuh khidmah. Untuk semua itu, perlu cukup biaya. Walaupun nominalnya relatif berbeda antara satu tempat dengan tempat lainnya. Karena hal ini biasanya dipengaruhi pula oleh kebiasaan (‘urf) di daerah calon istri tersebut.

Bila hal itu jadi kendala karena masalah biaya, sementara perasaan hati sudah tidak dapat dibohongi, bahwa dua sejoli sudah siap melangkah mengayuh bahtera rumah tangga, berjalanlah seadanya. Ya…, apa adanya saja. Kalau uang yang ada hanya 100 juta, cukupkan saja. Atau mas kawinny hanya 100 gram, calon istrinya diminta ridho saja. Hehe…., kalau seperti ini mah, calon istri tentu ridha banget ya…..

Intinya, kalau sudah saling suka dan siap mah, nggak usah di lama-lama ya… Untuk masalah biaya, saling mengerti dan memahami kondisi masing-masing saja. Calon istri beserta keluarga, jangan terlalu membebani pihak calon suami dan keluarganya juga. Yang penting kan akad nikah putra-putri mereka dapat berjalan sesuai syariah. Dalam hal apapun itu. Baik dalam mas kawin (mahar), biaya resepsi, dan lain-lain. Right?

“Allahu Akbar…! Begitu mulia calon istrimu Akh… Semoga dia wanita shalihah yang akan senantiasa mendampingimu di setiap waktu, di saat suka dan bahagia dalam mewujudkan berbagai impian. Antum tidak salah pilih, insya Allah” Jawabku di penghujung obrolan. (kok nggak ada dukanya ya…? Hanya suka dan bahagia saja…. Karena saya hanya ingin bertutur positif, sehingga menjadi do’a baginya…. Hehe..)

Saya jadi teringat sebuah ungkapan, bahwa wanita yang paling baik itu adalah yang paling murah maharnya. Bukan berarti dia tidak berharga lho…, atau tak pantas untuk dihargai lebih. Justru karena itulah dirinya menjadi berharga, karena ia mempermudah lelaki yang akan menjadi suaminya nanti. Ia lebih mementingkan essensi daripada assesoris duniawi. Subhanallah…

Di zaman seperti sekarang, ada atau tidak wanita seperti itu ya…?

“Barakallahu laka ya akhi…. Semoga pada saatnya nanti, saya bisa hadir ikut melengakapi kebahagiaan dirimu bersamanya, bersama keluaga tercinta, dan sahabat-sahabat semua, insya Allah…” Timpalku menutup pembicaraan.




Artikel Terkait

2 Komentar untuk "Memahami Keadaan Calon Pasangan"

  1. To kang salman : CAI YOU . . .! SMANGAT TERUS YA. . .! Let go wujudkan your dream :)
    semoga pernikahannya barokah dan di naungi cinta dan rahmat alloh. Di anugrahi anak2 sholeh&solehah,mujahid&mujahidah parakekasih alloh. Aamiin , go semangat go :)

    BalasHapus
  2. Eh lupa. . .(hee).. To yg nulisnya> semoga cepat menemukan melati yg dicari dan jangan lupa doain saya ^_^
    to semua yg membaca: smg kalian bertambh ilmunya dan semakin dicintai alloh ^_^ aamiin

    BalasHapus
Bagaimana menurut anda? Tuliskan komentar anda pada di bawah ini.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel