Cinta Dalam Do'a
Selasa, 21 Agustus 2018
Tulis Komentar
Tiba-tiba jantung Azzam berdegup tak biasa saat nama Amirah diperbincangkan rekan-rekan kerja.
“Kenapa mereka memperbincangkannya?” Dia sendiri merasa aneh, kenapa dirinya tiba-tiba begitu.
Azzam memberanikan diri masuk dalam perbincangan. Ternyata, tersiar kabar bahwa Amirah sedang proses ta’aruf dengan seorang ikhwan yang juga seorang pengajar di tempatnya berkiprah. Ahhh, hampa sudah semua harapannya untuk mendapatkan Amirah.
Belakangan ini, entah mengapa Azzam terpesona dengan akhlak dan kepribadian Amirah. Sempat satu kepanitiaan dalam sebuah kegiatan. Namun pikirnya, belum saatnya waktu itu mengutarakan harapan, melalui prosedur yang saling menjaga kehormatan.
Akan tetapi, realita berkata beda. Kini ada orang lain yang lebih dulu menghampiri walinya, walaupun baru sebatas ta’aruf, yang belum beranjak ke tahap khithbah.
Azzam mencoba meredam asa tanpa sepengetahuan rekan kerja. Sepertinya mereka memang tak menduga, kalau dirinya menyimpan harapan pada Amirah. Cukup dirinya dan Allah Swt. saja yang mengetahuinya, dengan mengharapkan taqdir terbaik dari-Nya.
Waktu terus berlalu, tanpa lagi peduli dengan suasana yang pernah menyesakkan hati, dengan rintihan do’a dan harapan pada-Nya, meminta pendamping terbaik dalam taat pada-Nya.
Upaya terus berjalan, mencari sang bidadari yang belum pasti, entah dengan siapa dirinya bersanding nanti. Dalam kondisi demikian, beberapa akhwat hadir memberikan kesempatan, namun apalah daya hatinya belum merasa tenang dengan tawaran yang diberikan. Azzam mencoba mengenal sosok lain yang diharapkan, namun sepertinya takdir tidak menentukan demikian.
Ramadhan 2012 menjadi momentum perenungan diri, mengevaluasi perjalanan yang terlewati, sembari menyampaikan ragam munajat pada ilahi, untuk masa depan yang menentramkan hati.
Qadarullah, sampai juga kabar bahwa keluarga Amirah tak melanjut proses ta’aruf ke khithbah dengan sang ikhwan. Entah ada apa. Yang pasti, ikhwan tersebut kini sudah menikahi akhwat lain. Masyaa Allah, manusia hanya berencana, sementara Allah Swt. yang menentukan segalanya.
Sepuluh terakhir Ramadhan menjadi moment yang tak di sia-siakan. Azzam m emohon kepada Allah pendamping setia, teman terbaik menapaki tangga-tangga kebaikan. Memohon restu orangtua dan saudara, mengutarakan maksud dan harapan pada mereka.
Malam Jum’at di bulan penuh mulia, setelah istikharah dan munajat pada-Nya, Azzam kirimkan selembar pesan harapan via inbox FB Amirah, sebuah pernyataan dan pertanyaan dalam Risalah Ramadhaniyah. Tanpa khawatir dengan kemungkinan jawaban yang diberikan, bismillah, pesan itu melesat padanya.
Nun jauh di sana, Amirah membacanya ditengah-tengah keluarga. Seakan meminta pertimbangan dari mereka. Esok harinya, balasan pun tiba, “Tunggu jawabannya pada Syawwal nanti ya…”. Ada secercah harapan di sana, walaupun belum pasti apa jawaban saat Syawwal tiba.
Amirah dan keluarga menerima dengan pasti. Sujud syukur membasahi bumi. Kini 5 tahun sudah Amirah membersamai dengan kado terindah 2 orang putri.
Belum ada Komentar untuk "Cinta Dalam Do'a"
Posting Komentar