Dampak Maksiat Bagi Hafalan Al-Quran
Rabu, 22 Maret 2017
1 Komentar
Allah Swt. berfirman dalam Al-Quran, bahwasanya Dia telah memberikan jaminan kemudahan bagi siapapun yang hendak mempelajari kitab-Nya, termasuk juga menghafalnya. Ini pula yang harus menjadi keyakinan dan pondasi kuat bagi siapapun yang hendak mempelajari dan menghafal Al-Quran. Bila pondasinya sudah kokoh, bangunan lain yang berdiri di atasnya akan mudah tegak, insya Allah.
Akan tetapi, proses dan perjalanannya tidak berarti semudah itu. Kita akan dituntut kesungguhan dan keistiqamahan dalam menjalaninya. Dari sini akan terlihat, siapa yang benar-benar ingin menjadi penghafal Al-Quran dan siapa yang hanya berangan-angan belaka. bagi orang-orang yang bersungguh-sungguh mewujudkan mimpinya, Allah Swt. akan berikan dan penuhi janjinya. Allah Swt. berikan Al-Quran dan pemahamannya, untuk menjadi pedoman dan petunjuk hidup di dunia.
Dalam perjalanan panjang para penghafal, tidak sedikit yang merasakan sulitnya menghafal, bak mendaki gunung bebatuan yang penuh terjal. Atau bahkan hafalan yang sudah ada pun hilang beterbangan, berantakan gak karuan. Beragam halang dan rintangan sering menyambangi, hampir-hampir merontokkan tekad dan kemauan. Ada apa gerangan? Bukankah Allah Swt sudah memberikan jaminan kemudahan bagi orang-orang yang hendak mempelajari Al-Quran?
Suatu hari, Imam As-Syafi’i, seorang ulama yang sudah hafal Al-Quran sejak kecil dan dikenal memiliki kekuatan hafalan yang luar biasa, mengadu kepada gurunya, Syaikh Waqi’, karena beliau merasakan ada sesuatu yang tidak beres dengan hafalannya. Lalu gurunya tersebut, Syaikh Waqi’ menasihati As-Syafi’i agar meninggalkan maksiat kepada Allah Swt.; karena sesungguhnya ilmu itu adalah cahaya, dan cahaya Allah tidak akan diberikan kepada orang yang berlaku ma’shiat. Demikian nasihat gurunya.
Benar, maksiat menyebabkan pelakunya terhalang dari cahaya Allah Swt. Semakin tebal maksiat semakin tebal pula hijab yang menghalanginya, sehingga sulit menyingkap berbagai hikmah dan pelajaran dari ilmu yang dipelajarinya. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk senantiasa istighfar, meminta ampunan kepada Allah Swt., atas berbagai kesalahan dan dosa-dosa kita, agar Allah Swt. memberikan pemahaman yang baik dan ilmu yang bermanfaat, ilmu yang mengantarkan untuk semakin taqarrub (dekat) kepada-Nya.
Jika sekarang kita masih merasakan sulitnya mengahafal dan mempelajari ilmu, bisa jadi karena dosa-dosa dan kesalahan kita yang sudah sangat tebal dan melekat di dada. Maka, marilah segera meminta ampunan dari-Nya. Fastaghfiruuhu innahu huwal ghafurur rahiim.
astaghfirullah
BalasHapus