Tiada Jemu Menuntut Ilmu

Dua hari ini saya masih cukup disibukkan dengan aktivitas penyambutan murid baru yang mulai masuk sekolah berasrama. Seperti biasa, awal tahun pelajaran adalah saat-saat “riweuh” bagi sebagian besar orang tua. Bagaimana tidak, mereka harus menyediakan berbagai keperluan belajar putra-putrinya. Semakin tinggi jenjang pendidikan, semakin besar pula biaya yang dibutuhkan. Namun bagaimana pun besarnya biaya pendidikan, seringkali orang tua tidak mempermasalahkan, demi kebaikan anak di masa depan.

Menyaksikan pemandangan seperti itu, duh jadi teringat masa lalu, saat azzam menghujam di dada untuk lanjut mencari ilmu.  Sekalipun tidak semeriah didampingi keluarga besar, atau tidak diantar pakai Jaguar, namun restu, ridha dan do’a orang tua, hikmah dan berkahnya terasa hingga sekarang. Dan itulah yang harus kita yakini, bahwa ridha dan do’a orang tua jauh lebih penting dan berharga dari segalanya.

Bila kita menengok kisah-kisah para ulama dan cendekia Islam pada masa silam dalam menuntut ilmu, kita akan menemukan goresan menawan terpahat indah dalam lembaran sejarah. Di antara mereka, ada yang diantarkan langsung oleh ibunya menemui sang guru, meminta agar diajarkan kepada anaknya berbagai ilmu. Yang lain, ada yang rela harus berjalan berhari-hari bahkan berbulan-bulan lamanya hanya untuk menerima satu hadits, atau sekedar untuk memastikan kesahihannya. Subhanallah.

Kalau bercermin pada mereka, rasanya diri ini malu. Amanah belum banyak, tapi untuk sekedar membaca buku saja susahnya minta ampun. Terlebih kalau harus berangkat jauh mencari ilmu nun jauh di sana. Ada saja alasan untuk tidak segera melakukan kebaikan. Sibuk inilah, sibuk itulah. Jadinya, merasa sok sibuklah. Astaghfirullah al-azhiim.

Sahabat, yuk ah…., kita kembali kuatkan tekad untuk senantiasa menghiasi diri dengan ilmu. Tidak merasa puas dan cukup dengan apa yang sudah diketahui. Setiap hari kita akan hidup di hari yang berbeda, sehingga untuk menjalaninya pun butuh ilmu dan cara yang berbeda pula.

Kalau untuk urusan ilmu dan wawasan, sebaiknya kita jangan pernah “itung-itungan” yang berlebihan. Punya uang, beli buku. Punya duit, beli berbagai referensi. Butuh pendidikan yang lebih tinggi, putuskan dengan pasti untuk menuntut ilmu lagi, kuliah misalnya. Orang bilang, jangan terlalu berperhitungan untuk investasi bagian “kepala ke atas” (baca : otak). Karena orang yang berilmu, berpendidikan, jauh akan lebih dihargai dan diminati ketimbang orang yang banyak berinvestasi untuk sekedar kenikmatan hidangan konsumsi (baca : ngisi perut).

So, segera ambil keputusan belajar untuk kebaikan hidup di masa depan. Bagaimana kalau tidak punya uang? Siapa yang bayarin biaya pendidikan? Minta saja ke Allah. Insya Allah ia akan berikan solusinya. Perlu diingat sob, Allah Swt yang memerintahkan kita untuk mencari ilmu, maka Allah pula yang akan menjamin kemudahan bagi hamba yang melakukannya. Sekalipun pada akhirnya, hikmah dan manfaat ilmu itu hanya akan kembali kepada kita, bukan kepada Allah, Allah tidak akan membutuhkannya. Maka minta dan husnuzhann saja pada-Nya, insya Allah ia akan membiayai kita. Entah dari jalan mana saja yang dikehendaki-Nya.

Belum ada Komentar untuk "Tiada Jemu Menuntut Ilmu"

Posting Komentar

Bagaimana menurut anda? Tuliskan komentar anda pada di bawah ini.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel