Menyusuri Tangga Impian
Minggu, 30 Juni 2013
Tulis Komentar
Semua orang pasti punya impian, termasuk aku dan kamu. Apapun itu. Masih ingat masa kecil dulu? Saat Bapak atau Ibu guru bertanya cita-citamu. “Apa cita-citamu nak?” Tanyanya penuh antusias. Di antara kita mungkin ada yang langsung tanggap menjawab, “Cita-citaku jadi dokter’, mungkin juga ada yang lama mikir tak kunjung akhir, atau bahkan mungkin ada yang jadi bahan tertawaan teman-teman, karena menganggap cita-cita kita terlalu berlebihan, tak mungin jadi kenyataan.
Tak peduli apakah cita-cita dan impian dulu kita sudah tercapai atau belum, tentunya semua cita dan harapan perlu kesungguhan untuk dapat diwujudkan. Kita harus siap menjalani proses yang harus dilalui, sekalipun rasa enggan dan rasa tak mampu seringkali menghampiri. Ya, benar. Berani bermimpi harus berani menyusuri tangga-tangga pendakian yang tinggi. Untuk impian dan cita-cita luar biasa, ada kerja keras dan pegorbanan yang harus diberikan. Bisa berupa waktu, tenaga, maupun pikiran.
Bila azzam telah kokoh dan tekad telah bulat di dada, bersiaplah untuk meluncur, terbang membuka dan mengepakkan sayap. Dengan cara seperti itu, berbagai potensi yang dianugrahkan ilahi bisa berkembang tanpa batas dengan kehendak-Nya. Tak hanya dalam satu bidang tertentu, namun juga bidang lain sangat mungkin untuk dijalani.
Sahabat, dalam kehidupan seringkali kita menemukan hal-hal yang tak diduga dan tak disengaja, namun ternyata itu adalah “pintu-pintu impian” yang Allah Swt hadirkan untuk kita, untuk menyampaikan kita pada cita-cita dan impian yang pernah kita ikrarkan pada saat kita masih kanak-kanak, remaja ataupun belia. Dengan kehendak-Nya, Ia bentangkan episode kehidupan dan perjalanan yang harus kita lalui, harus kita tempuh tanpa mengeluh, agar kita sampai pada impian yang didambakan.
Tak perlu risih, risau bahkan galau dengan masa lalu. Ia adalah bagian dari skenario Allah yang terbaik untuk jiwa. Menenggelamkan jiwa dalam lamunan dan khayalan tak berkesudahan, hanya akan membuat jiwa tak produktif atau bahkan mati suri dalam lamunan.
Yahh…, saatnya menggali dan mengembangkan kembali potensi. Segarkan kembali cita-cita dan segala impianmu, sahabat! Barangkali ia sudah using atau keriput karena tak pernah kau usik apalagi dibangunkan dari tidurnya. Biarkan dia berkelana tanpa batas sesuai dengan apa yang diminati jiwa, selama itu semua tidak keluar dari batas dan Syari’at-Nya.
Belum ada Komentar untuk "Menyusuri Tangga Impian"
Posting Komentar