Optimislah! Allah Mendengar Rintihan Kita

“Boleh saja engkau tidak memiliki apa-apa, kecuali harapan, ia harus tetap ada.”  Demikian seorang bijak bertutur.

Manusia tanpa harapan, bagaikan jasad tanpa ruh kehidupan. Berjalan tanpa arah dan tujuan. Tidak ada semangat untuk merubah keadaan dan menggapai kejayaan. Pada umumnya, mereka adalah pribadi yang sedikit atau bahkan tidak memahami hakikat penciptaan kehidupan, potensi yang diberikan ilahi, serta berbagai peluang yang dihamparkan Allah Swt. di muka bumi. Bahaya ini teh bro…!

Sebagaimana pepatah bijak di atas, keterbatasan atau bahkan ketiadaan materi tidak begitu berarti. Tapi bila yang tiada itu adalah harapan, wah ini mah cilaka dua belas… Jangan sampai terjadi pada kita-kita deh…

Mengapa demikian?

Keterbatasan dan ketiadaan materi dapat dihadirkan oleh keluarga, kerabat, sahabat atau teman. Artinya, siapapun bisa ambil bagian untuk membantu menyelesaikan keterbatasan ini. Sementara untuk harapan, hanya diri sendirilah yang dapat menghadirkan dan memupuknya.

Sebanyak apapun orang-orang terdekat memberi harapan, kalau harapan itu tidak pernah kita tumbuhkan dalam jiwa, harapan yang mereka tawarkan tidak akan berarti apa-apa. Kalaupun mereka memberikan harapan, itu terbatas hanya pada tataran motivasi saja. Karena sejatinya, mereka pun tidak akan dapat memenuhi harapan kita, karena mereka bukanlah tempat menggantungkan segala harapan. Right?

Allah Swt adalah tempat menggantungkan segala cita, impian dan harapan yang sebenar-benarnya. Dia Maha Mendengan segala pinta dan rintihan setiap hamba-Nya. Dia pula yang akan mengabulkan segala harapan hamba yang menyampaikan harapan pada-Nya. Maka optimislah! Harapan itu masih ada. Allah mengetahui segala bisik hati dan asa yang menggelora.

Artikel Terkait

Belum ada Komentar untuk "Optimislah! Allah Mendengar Rintihan Kita"

Posting Komentar

Bagaimana menurut anda? Tuliskan komentar anda pada di bawah ini.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel