Surabi : Jajanan Lokal, Cita Rasa Global

Bila kamu menyempatkan diri untuk  menyambangi sajian kuliner di wilayah Setiabudi Bandung, kamu akan dapati sajian istimewa untuk dinikmati bersama sahabat atau keluarga, Surabi. Ya SURABI. Jajanan khas daerah yang sudah cukup terkenal dan banyak diduplikasi dibeberapa daerah. Entah dari mana asal mulanya. Yang pasti, di beberapa daerah tertentu, sering ditemukan makanan serupa walau dengan nama dan tampilan yang agak berbeda.

Walaupun lahir dari kebudayaan dan khazanah lokal, Surabi kini ternyata memiliki cita rasa global. Dengan beragam sajian menu yang ditawarkan, Surabi bisa nyantel di mulut siapa saja, termasuk di mulutnya para bule yang jalan-jalan di negeri kita. Luar biasa kan? Artinya, cita rasa Surabi sudah sesuai selera manusia di seluruh dunia. Mengglobal friend! Sesuatu yang patut kita banggakan dan pelihara sebaik-baiknya. Agar tidak lagi seperti tempo dulu, ada salah satu produk dalam negeri yang diklaim sebagai kekayaan budaya oleh negara tetangga. Sayang kan…. 

Betewe…, apa sih cita rasa global dari Surabi di pinggiran Setiabudi Bandung? (maaf ya…., tidak nyebutin brand, nanti dibilang promo, kecuali cafenya milik saya sendiri… he…) Kamu mau tahu? Mau tahu? Mau tempe? Yuk ikutin terus perjalanan saya ya…. !

Dulu, Surabi yang kita kenal hanya 2 rasa saja, asin dan manis. Itu pun sangat sederhana. Asin karena campuran garam dapur, atau sedikit taburan oncom di atasnya. Dan yang manis karena ditambahkan cairan “kinca” gula merah plus santan yang membuat Surabi semakin legit untuk disantap. Itu yang kita temukan tempo dulu, atau bahkan mungkin sekarang juga masih ada dan dipertahankan di beberapa daerah tertentu.
Lain lagi dengan Surabi sekarang. Bentuknya yang Imoet (upsss… nyebut merek dikit) serta cita rasa dan aromanya yang beragam, membuat penasaran setiap pengunjung yang belum pernah mencobanya. Apalagi bagi yang telah mencoba, ia akan ketagihan untuk mencicipinya kembali. Nggak percaya…? Buktikan saja sendiri. Kamu datang ke sana dalam keadaan lapar kroncongan, dijamin deh Surabi bakal kamu lahap sejadi-jadinya… he…

Ada Surabi rasa keju, rasa cokelat, rasa strawberi, rasa mayones, dan rasa-rasa yang lainnya. Bingung nyebutinnya juga, sewaktu dibaca daftar menunya nggak kehapal semua. Maklum, aku kan baca daftar menu yang harganya sesuai dengan isi dompetku saja, karena yang penting kan hilang rasa penasaranku tentang Surabi yang Imoet ini, bukan masalah harganya… he…, biasalah, alasan klasik.

Nah, dengan cita rasa Surabi yang sudah dapat diterima oleh selera pale dan bule ini, sangat mungkin bila satu saat nanti bisnis Surabi ini bisa jadi waralaba yang tembus ke luar negeri, karena pasar luar negerinya pun sudah ada, yakni para pelancong yang dulu berlibur ke Indonesia, dan mereka dibuat ketagihan pada Surabi ini, mereka bisa syakau kalau tidak makan Surabi... He.. he… Emang bisa gitu ya..? Semoga saja kan, sehingga produk dalam negeri kita bisa melanglang buana di negeri orang dan mengungguli produk dalam negeri mereka sendiri. Dengan brand yang tidak akan kalah pamor dari yang sudah ada. Mac Surabi misalnya. Sebagai brand baru yang akan lari cepat mengejar Mc Donald yang telah lari lebih dulu.

Nantinya, di setiap bandara internasional yang kita singgahi, kita akan menemukan gerai Mac Surabi berdiri megah di sana, sebagai sajian istimewa bagi para tamu dunia yang singgah di Negara tersebut. Luar biasa kan? Mimpi kali ya….. He…  Emang mimpi, dan semuanya juga berawal dari mimpi.

Bahkan tidak hanya itu, sajian menu dari Mac Surabi ini akan menjadi menu wajib yang disediakan pramugari di setiap maskapai penerbangan internasional untuk para penumpangnya. Keren abiss! Surabi akan jadi makanan favorit orang Amerika, Autralia, Afrika, Eropa, terlebih orang Asia. Mereka akan dibuat ketagihan. Tiada hari berlalu tanpa Surabi menyertainya. Wow.., peluang bisnis yang luar biasa!

Ayo bermimpi…, siapa yang mau membeli franchise Mac Surabi? Bermimpi jadi pemilik waralaba yang mendunia dan ada di mana-mana. Jangan sia-siakan kesempatan berharga, walaupun franchisenya juga belum ada… Kan judulnya juga “bermimpi”.. He…

Upss…, Surabi pesananku khawatir keburu dingin, karena Surabi ini enaknya dikonsumsi saat masih hangat. Jadi aku makan Surabi dulu ya…, tulisannya nanti aku lanjutkan lagi di lain waktu, insya Allah.

[Senin, 19/03/2012]


2 Komentar untuk "Surabi : Jajanan Lokal, Cita Rasa Global"

  1. Hebrat euy, blog na saelah.... tos diamalkeun gening elmu ti abi teh. kumaha carana tah?

    BalasHapus
  2. Salam. Kang Mahbub..., damang? weh... tos lami teu tepang... :)

    Muhun yeuh.. ilmu nu kpungkur ku antum di ajarken, basa di Angel.Net tea.., samping Baiturrahman...

    Kang, beberapa veteran Baiturrahman ngajak reuni, di antaranya Diki nu ayena msih di UPI. Siap teu?

    BalasHapus
Bagaimana menurut anda? Tuliskan komentar anda pada di bawah ini.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel