Berbagi Keripik Saat Mengkritik

Benar dan salah adalah perkara lumrah yang menempel pada manusia. Karena manusia tempatnya salah dan lupa (mahallul khatha wa nisyan). Makanya, ia dinamai manusia (insan). Walau demikian, manusia tidak salah selamanya, karena ia bukan syaithan yang sedari awal sudah menyatakan pembangkangan. Pun juga tidak benar selamanya, karena ia bukan malaikat yang senantiasa ta’at dan tunduk patuh pada-Nya. Manusia diilhami dua potensi besar oleh Allah Swt. untuk menjalani hidupnya di dunia. “Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.” (QS. Al Syams : 8). Dengan dua potensi tersebut, kemungkinan manusia untuk berbuat benar atau salah itu ada. Tidak dapat dinafikan.

Memberi nasihat dan mengingatkan saudara seiman yang melakukan kesalahan adalah hal yang begitu mulia. Merupakan kemuliaan suatu ummat ketika amar ma’ruf dan nahyil munkar masih ditegakkan. Itu pula sebagai bentuk rasa kasih sayangnya kepada sesama. Mengingatkan saat saudaranya khilaf dan alfa. Karena sesungguhnya, sahabat sejati bukanlah orang yang senantisa membenarkan, melainkan yang senantiasa meluruskan. Walaupun harus terasa pahit ditelan.

Tak cukup sekedar niat baik untuk mengkritik dan mengingatkan bahwa saudaranya melakukan kesalahan. Harus ada keberanian diri untuk memperbaikinya. Berani memberi kritik, harus siap memberi keripik. Berani mengingatkan, harus berani melakukan perbaikan. Paling tidak, menyampaikan bentuk kesalahannya yang tidak ia sadari. Tak mudah lho mengingat-ngingat kesalahan sendiri, terlebih yang tidak disadari oleh diri. Maka, keberadaan teman yang menyampaikan bentuk kesalahan yang dilakukan, sangat berarti sekali untuk melakukan perbaikan ke depan.

Apalah arti dan manfaat dari mengingatkan kesalahan, jika jenis kesalahannya tidak disampaikan? Sehingga akan membuat saudara seiman yang diingatkan merasa bingung, hal apa yang harus diperbaiki oleh dirinya. Sekali lagi, tak mudah mengingati kesalahan diri, terlebih yang tidak disadari. Sementara bila kesalahan itu belum juga dapat disadari saudaranya, maka sesungguhnya ia membiarkan saudaranya itu terjerumus dalam kehinaan dan kesengsaraan. Wal ‘iyadzu billah.

Mari, bangun semangat memperbaiki sesama disertai dengan semangat memberikan solusinya. Sehingga dengan itulah, anda layak menjadi pribadi mulia yang di damba oleh sesama.

Subang, 23 Maret 2012

Artikel Terkait

Belum ada Komentar untuk "Berbagi Keripik Saat Mengkritik"

Posting Komentar

Bagaimana menurut anda? Tuliskan komentar anda pada di bawah ini.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel