Peliharalah Keanggunanmu

Sering kali aku temukan sosok shalihah yang memiliki tingkat kecerdasan di atas rata-rata dan penuh wibawa. Punya ketajaman pikiran dan ketegasan dalam bersikap. Sesuatu yang luar biasa dan menjadi dambaan semua. Akan tetapi, ketegasannya dalam dalam bertutur dan bersikap sering tampak menghilangkan keanggunannya yang merupakan kodrat seorang wanita, yang penuh kelembutan dan keramahan. Padahal, tegas memegang prinsip tidak berarti harus menghilangkan keanggunan dan keramahan lho…..

Benar, Islam mengatur bagaimana seorang Muslimah dalam bermuamalah. Ada batasan yang harus diperhatikan dan dijalankan. Tapi bukan berarti mengekang dan mengebiri hak-hak muamalah hasanah (interaksi yang baik) yang seharusnya ditunaikan bersama orang-orang yang mengenalnya. Justru keindahan dan ketinggian pribadi seseorang akan tampak dari tutur kata, sikap dan akhlaknya; sebelum lebih jauh mengenai tingkat intelegensinya. Karena cerdas saja tidak cukup, kalau ilmu yang dimilikinya tidak menjadi pijakan dan membimbingnya dalam kehidupan.

Jangan salahkan keadaan kalau pada akhirnya banyak saudara seiman yang kurang menyukainya. Seorang calon pembeli saja sangat bahagia jika disambut dengan keramahan di swalayan. Apalagi bagi seorang Muslim, anjuran menampilkan keramahan bukan tanpa alasan. “Sekiranya engkau bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.” (Ali ‘Imran: 159)  Rasulullah Saw, berpesan, “Jangan sekali-kali engkau meremehkan perkara kebaikan walaupun hanya berwajah cerah ketika engkau bertemu dengan saudaramu.” (HR. Muslim no. 6633)

Tegas bukan berarti membuat orang segan dan enggan untuk berhadapan (cooperative). Tegas adalah teguh memegang prinsip dan pendirian yang benar tanpa mengabaikan hak-hak dalam bermu’amalah (interaksi sosial). Tidak ada bantahan, bahwa menyampaikan kebenaran harus tegas. Akan tetapi harus diingat, tegas bukan berarti menafikan cara yang hikmah dan penuh kearifan.

Cara bilhikmah pun bukan berarti loyo, melankolis, suara yang dilembut-lembutkan, atau bahkan pandang bulu. Cara yang hikmah adalah cara yang mengedepankan aspek mashlahah (kebaikan) di atas berbagai pilihan cara lain yang ada, bukan sebaliknya malah mengundang berbagai mafsadah (kerusakan) dan ketidak harmonisan hati di kemudian hari. Dengan demikian, cara yang penuh hikmah akan sangat kondisional, disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan, dengan tetap tidak keluar dari aturan dan batasan yang ditetapkan syariat.

Ukhtiy…, bila engkau masih sendiri, maka kepribadianmu akan menjadi salah satu tolak ukur calon pendamping untuk memilihmu. Baik ataupun tidak kepribadian itu, ia akan tetap menilainya. Sunnatullahnya demikian, setiap orang mengaharapkan yang terbaik untuk hidupnya. Jangan heran kalau banyak ikhwan yang mundur seribu langkah dengan tertib setelah mengetahui kepribadian dirimu yang sesungguhnya yang tidak diinginkan olehnya.

Seandainya engkau seorang ibu rumah tangga, maka ingatlah, al ummu madrasatul ula, ibu adalah sekolah yang pertama dan paling utama bagi anaknya. Kasih sayangmu dalam mengurusnya, perhatianmu dalam mendidiknya, serta cara-cara yang digunakan dalam membimbingnya, akan sangat membekas dalam kepribadiannya kelak. Pepatah mengatakan, “buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya". Maka berhati-hatilah, jangan sampai anak cucu dan keturunan mewarisi kepribadian yang tidak diharapkan.

Engkau adalah pribadi yang diciptakan dengan keanggunan sebagai fitrahmu. Peliharalah itu. Anggun yang hakiki bukan lahir dari pakaian dan aksesories yang engkau gunakan. Ia hadir dari kecantikan batin (inner beauty) sebagai buah dari kekuatan ruhiyah (spiritual) yang senantiasa diperhatikan. Semua itu akan tampak dalam tutur kata, sikap dan akhlak keseharian. Orang lain cukup mengenalmu sebagai pribadi mulia dari perkataan yang diucapkan (lisan maupun tulisan) dan dari kepribadian yang menawan. Pribadi yang senantiasa ditunggu kehadirannya dalam setiap moment dan keadaan. Semoga engkaulah pribadi mulia itu.

Belum ada Komentar untuk "Peliharalah Keanggunanmu"

Posting Komentar

Bagaimana menurut anda? Tuliskan komentar anda pada di bawah ini.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel