21 Penolakan Yang Mongkokohkan
Jumat, 11 Oktober 2013
Tulis Komentar
Dalam sebuah safari akhir pekan, saya bertemu dengan teman kuliah yang sudah lama tak bersua. Sudah sekitar 4 tahun kami tak pernah lagi berjumpa lagi. Kami kehilangan nomor kontak masing-masing. Singkat cerita, pertemuan itu terasa begitu bermakna. Kalaulah bukan karena dia yang menyebutkan namanya, saya hampir tidak mengingat lagi nama aslinya. Tapi satu hal yang saya masih yakin, dia adalah teman saya.
Sebuah pertemuan yang tak pernah diduga, akan tetapi sudah ditaqdirkan Allah azza wa jalla. Siang itu, tiba-tiba saya teringat masa lalu, saat kami bersama-sama menimba ilmu di kota kembang ini. Pada waktu itu, teman saya ini sudah cukup senior, baik dari sisi ilmu maupun umurnya. Jika tidak salah, saat itu usianya sudah 35 tahun dan belum menikah. Akan tetapi, saat ini dengan penampilan yang tidak terlalu berubah, kecuali tubuhnya yang bertambah besar, ia sudah menggenapkan separuh agamanya.
Tanpa diminta dan ditanya, tiba-tiba ia menuturkan bahwa dirinya sekarang sudah menikah, Alhamdulillah. Hampir setahun berjalan mengarungi bahtera rumah tangga bersama istri tercinta. Banyak hal ia ceritakan, sampai-sampai bagaimana proses awal pernikahannya itu berlangsung. Singkatnya, wanita shalihah yang menjadi istrinya ini adalah wanita yang menerima kehadiran dirinya sebagai suami, setelah dirinya ditolak sebanyak 21 kali oleh akhwat-akhwat yang sebelumnya ia ajak nikah. Jadi, wanita yang menjadi istrinya ini adalah wanita ke 22 yang ia ajak nikah, dan ia bersedia. Allahu akbar.
Subhanallah, 21 ditolak lamarannya? Ya…. Tak ada jiwa pesimis dan merasa minder dalam dirinya. Buktinya, 21 kali ia lamarannya ditolak, tapi ia terus lagi mencobanya. Hingga akhirnya Allah Swt takdirkan ia bertemu dengan pasangan hidup yang terbaik untuk dirinya.
Bukan cuma itu saja, ternyata ia mengkoleksi semua surat ataupun sms jawaban dari akhwat-akhwat yang pernah menolaknya. Ia kumpulkan semuanya. Entah untuk apa. Mungkin juga untuk kenang-kenangan. Tapi sayang sekali, semua “dokumen cinta” itu hangus bersama kosannya yang terbakar beberapa tahun lalu.
Ia bercerita demikian bukan meminta simpati ataupun empati orang pada dirinya. Justru ia ingin berbagi pengalaman, bahwa begitulah kehidupan. Kita berupaya, namun ada kehendak lain yang Maha Kuasa, taqdir Allah azza wajalla. Kita hanya berusaha memaksimalkan ikhtiar saja, hasilnya Allah sendiri yang akan menentukannya. Kita hanya harus ridha dan ikhlas menjalaninya.
Menyimak cerita itu, tentu banyak pelajaran dan ibrah berharga untuk kita renungkan bersama. Ada optimisme, kesungguhan, kerja keras, tawakkal, ridha, serta ikhlash menjalani setiap lembaran episode kehidupan yang ditetapkan Allah Swt. Tak perlu ada rasa menyesal dan kecewa atas semua kejadian yang menimpa. Semuanya pasti ada hikmahnya. Semuanya pasti yang terbaik menurut kehendak-Nya.
Kalau bercermin pada pengalaman sahabat di atas, rasanya belum seberapa ujian sahabat-sahabat yang lamarannya baru ditolak sekali, dua kali, atau tiga kali mah. Llihat tuh, yang lain ada yang ditolak sampai 21 kali. Dengan demikian, tak usah pantang mundur dan semangat jadi kendur. Optimis saja, dan pasti Allah akan memberikan yang terbaik untuk kalian. Ok? :-)
Sebuah pertemuan yang tak pernah diduga, akan tetapi sudah ditaqdirkan Allah azza wa jalla. Siang itu, tiba-tiba saya teringat masa lalu, saat kami bersama-sama menimba ilmu di kota kembang ini. Pada waktu itu, teman saya ini sudah cukup senior, baik dari sisi ilmu maupun umurnya. Jika tidak salah, saat itu usianya sudah 35 tahun dan belum menikah. Akan tetapi, saat ini dengan penampilan yang tidak terlalu berubah, kecuali tubuhnya yang bertambah besar, ia sudah menggenapkan separuh agamanya.
Tanpa diminta dan ditanya, tiba-tiba ia menuturkan bahwa dirinya sekarang sudah menikah, Alhamdulillah. Hampir setahun berjalan mengarungi bahtera rumah tangga bersama istri tercinta. Banyak hal ia ceritakan, sampai-sampai bagaimana proses awal pernikahannya itu berlangsung. Singkatnya, wanita shalihah yang menjadi istrinya ini adalah wanita yang menerima kehadiran dirinya sebagai suami, setelah dirinya ditolak sebanyak 21 kali oleh akhwat-akhwat yang sebelumnya ia ajak nikah. Jadi, wanita yang menjadi istrinya ini adalah wanita ke 22 yang ia ajak nikah, dan ia bersedia. Allahu akbar.
Subhanallah, 21 ditolak lamarannya? Ya…. Tak ada jiwa pesimis dan merasa minder dalam dirinya. Buktinya, 21 kali ia lamarannya ditolak, tapi ia terus lagi mencobanya. Hingga akhirnya Allah Swt takdirkan ia bertemu dengan pasangan hidup yang terbaik untuk dirinya.
Bukan cuma itu saja, ternyata ia mengkoleksi semua surat ataupun sms jawaban dari akhwat-akhwat yang pernah menolaknya. Ia kumpulkan semuanya. Entah untuk apa. Mungkin juga untuk kenang-kenangan. Tapi sayang sekali, semua “dokumen cinta” itu hangus bersama kosannya yang terbakar beberapa tahun lalu.
Ia bercerita demikian bukan meminta simpati ataupun empati orang pada dirinya. Justru ia ingin berbagi pengalaman, bahwa begitulah kehidupan. Kita berupaya, namun ada kehendak lain yang Maha Kuasa, taqdir Allah azza wajalla. Kita hanya berusaha memaksimalkan ikhtiar saja, hasilnya Allah sendiri yang akan menentukannya. Kita hanya harus ridha dan ikhlas menjalaninya.
Menyimak cerita itu, tentu banyak pelajaran dan ibrah berharga untuk kita renungkan bersama. Ada optimisme, kesungguhan, kerja keras, tawakkal, ridha, serta ikhlash menjalani setiap lembaran episode kehidupan yang ditetapkan Allah Swt. Tak perlu ada rasa menyesal dan kecewa atas semua kejadian yang menimpa. Semuanya pasti ada hikmahnya. Semuanya pasti yang terbaik menurut kehendak-Nya.
Kalau bercermin pada pengalaman sahabat di atas, rasanya belum seberapa ujian sahabat-sahabat yang lamarannya baru ditolak sekali, dua kali, atau tiga kali mah. Llihat tuh, yang lain ada yang ditolak sampai 21 kali. Dengan demikian, tak usah pantang mundur dan semangat jadi kendur. Optimis saja, dan pasti Allah akan memberikan yang terbaik untuk kalian. Ok? :-)
Belum ada Komentar untuk "21 Penolakan Yang Mongkokohkan"
Posting Komentar