Toleran Menghadapi Perbedaan
Selasa, 09 Oktober 2012
Tulis Komentar
Berbeda pendapat adalah sesuatu yang wajar. Beda kepala tentu beda pula isinya. Tidak harus merasa tersaingi saat ada pendapat yang berbeda dengan kita. Pendapat kita belum tentu yang terbaik, dan pendapat orang lain pun belum tentu tak berguna. Tidak baik saling menafikan pendapat, saran dan masukan. Semuanya punya kesempatan yang sama untuk berkontribusi. Semangat yang dibangun bukan pamer gagasan, tapi semangat kebersamaan untuk menemukan solusi terbaik dalam mencapai tujuan yang diharapkan.
Bila perbedaan terjadi pada orang-orang yang mengedepankan hawa nafsu, ego pribadi, atau tidak mau tertandingi, perbedaan acapkali berakhir dengan perselisihan tiada akhir, atau paling tidak menyisakan kekecewaan. Seakan-akan pendapat dirinya saja yang benar dan relevan. Padahal, bukankan kita ini tidak sempurna? Masih banyak hal yang tidak kita ketahui dan kuasai. Bisa jadi orang lain telah memilikinya dengan segudang pengalaman yang sudah dijalaninya.
So, rendahkan sayap kita. Burung pun tidak selamanya dapat menguasai luasnya angkasa. Terlebih bila sudah memasuki zona yang sangat tinggi dari permukaan bumi. Ia memiliki keterbatasan untuk terbang. Tidakkah kita mau mengambil pelajaran? Allah Swt. menciptakan segala yang ada agar kita mengambil pelajaran darinya.
Pendapat yang berbeda bukan untuk disikapi berlebihan, sampai-sampai berniat untuk membuktikan kekuatan pendapat lawan hanya karena tak mau terkalahkan. Tidak harus berlebihan seperti itu. Kita terima dan jalani saja pendapat yang disepakati secara mupakat. Baik dan tidaknya pendapat tersebut, nanti akan ketemu juga jawabannya di jalan. Bila ternyata memuaskan, itulah berkah dari perbedaan. Jika ternyata belum memuaskan, kita tidak lantas menyalahkan dan mengklaim pendapat kita yang lebih pantas dijalankan.
Ada banyak hikmah dan berkah saat kita bersedia toleran dengan perbedaan. Dalam hal apapun itu. Kebersamaan akan tetap terpelihara tanpa terkotori oleh prasangka yang dapat membuat celaka. Hati akan semakin bersih dan sehat, karena tidak ada lagi takabbur (sombong) dan ‘ujub (berbangga diri) yang menjerat hati. Semua kotoran terhempaskan bersama kesadaran jiwa, bahwa diri ini dha’if (lemah) dan hina di hadapan Allah Swt. Karena tidak ada yang pantas dibanggakan di hadapan-Nya, apalagi di hadapan manusia.
Maka berbahagialah orang-orang yang Allah Swt. anugerahkan kesadaran jiwa akan hakikat kehidupan ini. Mereka memandang kehidupan sebagai episode untuk mengumpulkan pundi-pundi perbekalan, dengan cara dan proses yang disyariatkan. Bukan dengan cara sikut kanan-kiri sehingga menyakiti hati dan perasaan. Kalau pun harus berlomba, mereka berlomba secara sportif dan fair, tidak sampai ada yang terzhalimi. Karena perlombaan bagi mereka adalah stimulan untuk menorehkan kinerja terbaik, bukan untuk menghinakan atau bahkan menjatuhkan lawan.
Belum ada Komentar untuk "Toleran Menghadapi Perbedaan"
Posting Komentar