Karena Engkau Belum Halal Bagiku

Sahabat, ada yang sedang atau sudah merasakan bagaimana asa bergelora saat jiwa telah menemukan tambatannya? Amazing friend.... Bagi yang sedang atau sudah menjalani, tentu akan sangat mengetahui perasaan ini. Jiwa bawaannya ingin senantiasa bearada bersamanya, mengetahui kabarnya, bercengkramal dengannya, atau sekedar menyapanya saja. Begitulah naluri jiwa adanya.

Kata orang, biasanya diri jadi tidak pernah lepas dari handphone yang dimiliki. Sebentar-sebentar, ia mengambil handphone tersebut. Adakah pesan atau panggilan baru darinya? Kalau tidak ada, mungkin dirinya yang akan aktif untuk menghubunginya. Berkirim SMS pembuka misalnya, “Sudah makan pagi hari ini?”, “Sudah mandi pagi?”, “Sudah minum obat?”. Pokoknya, so sweet deh... Heheheh.. Ujung-ujungnya, langsung ngobrol membicarakan tema yang sudah disiapkan. Sehingga mungkin saja ia akan sering berpikir, “Tema apalagi yang enak untuk dibahas bersamanya ya...?”. Agar dirinya bisa beralasan, bahwa banyak hal yang penting untuk dibicarakan bersamanya.

Hayoo...., siapa yang dulu pernah mengalaminya? Yang merasa, kemungkinannya akan nyengir sendirian mengenang masa lalunya yang penuh kenangan. Tuh kan benar, kamu juga nyengir.... :-)

******

Wahai jiwa-jiwa yang sedang menanti kebersamaan dan kebahagiaan dengannya, bersabarlah dan jangan kotori niat suci dengan sesuatu yang tidak berarti. Ikatan khitbah (meminang) yang telah terikat antara dirimu dengannya tidak lantas membuatmu bebas melakukan yang apa yang dimau. Apalagi jika khitbah itu belum pernah ada, engkau hanya akan mempermainkan perasaan saja. Karena ia belum Halal bagimu. Cukuplah kerinduanmu engkau tumpahkan kepada Pemilik kehidupan, sehingga ia membalas rindumu dan menyemaikan ketenangan dalam qalbumu.

Kalaupun sudah ada ikatan khitbah, kemudian ada sesuatu yang harus dibicarakan, pastikan bahwa hal itu adalah benar-benar sesuatu yang penting untuk dibicarakan bersama. Tidak berlebih-lebihan dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengannya, sederhana saja, sehingga hati dan perasaan tidak didominasi olehnya. Selama belum ada akad yang menghalalkan, dirimu dan dirinya adalah orang lain yang memiliki batasan-batasan yang harus diperhatikan.

Kemuliaan dirimu dan dirinya ada dalam kesungguhan kalian untuk saling menjaga diri dan hati, saling memelihara pesan-pesan ilahi, hingga tibanya waktu yang dinanti. Saat semuanya telah Allah Swt. halalkan bagi kalian untuk mengarungi kehidupan dalam kebersamaan dan sepenanggungan. Ada senyuman yang menghangatkan, ada dukungan yang saling mengkokohkan perjalanan.

Wahai jiwa-jiwa pendamba surga, bila kemuliaan itu telah engkau kotori sendiri, terlebih belum ada ikatan yang pasti, sejatinya engkau sedang menempatkan dirimu sendiri dalam kegelisahan yang tiada arti, sehingga berakhir dengan penyesalan di kemudian hari. Lebih baik kita menyibukkan diri saja dengan berbagai amaliah shalihah yang dapat mendekatkan diri kita untuk mencintai-Nya.
 
******

اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْئَلُكَ حُبَّكَ وَحُبَّ مَنْ يُحِبُّكَ وَحُبَّ عَمَلٍ يُقَرِّبُنِيْ إِلَى حُبِّكَ

“Ya Allah, aku memohon cinta-Mu, dan cintanya orang yang mencintai-Mu, serta cinta terhadap perbuatan yang dapat mendekatkanku untuk mencintai-Mu.”

Artikel Terkait

Belum ada Komentar untuk "Karena Engkau Belum Halal Bagiku"

Posting Komentar

Bagaimana menurut anda? Tuliskan komentar anda pada di bawah ini.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel