Shalat Shubuh, What Next?

Tidur lagi? Nggak deh… Seperti nggak punya pekerjaan saja. Nah, dari pada tidur lagi setelah Shubuh dan tilawah, lebih baik kita biasakan menulis yuk…. Terserah mau nulis apapun. Yang penting menulis.. Bisa pengalaman saat mimpi indah tadi malam, atau kenangan berkesan dalam kehidupan. Berkesan itu tidak mesti yang membahagiakan saja, bisa juga dalam bentuk pengalaman hidup memilukan, yang darinya kita dapat mengambil pelajaran.

Betewe…, nulis di waktu Shubuh itu moody banget lho… Pikiran masih segar dan ide-ide dengan mudah memancar . Nggak percaya? Coba sendiri deh… Itulah berkah di waktu Shubuh. Makanya tidak baik kita sia-siakan hanya digunakan untuk tidur lagi. Wajar saja kalau Nabi Saw. sendiri mendoakan keberkahan bagi ummatnya yang segera beraktivitas di pagi hari. Orang tua kita juga mengajarkan, “Jangan tidur setelah Shubuh, nanti rizkimu dipatuk ayam.” Maksudnya, segeralah beraktivitas, jangan malah keduluan bangun oleh ayam yang segera mencari nafkah bagi anak-anaknya. Malu dong oleh ayam…

Kaitannya dengan menulis, memang pagi hari itu waktu yang enak sekali untuk menulis,  paling tidak menurut pengalaman saya pribadi. Dengan menyediakan waktu beberapa saat untuk merangkai kata penuh makna. Lumayan tuh, bisa mencapai beberapa halaman tulisan, atau bahkan mungkin beberapa tema bahasan. Saya sendiri, berazzam setiap hari bisa menulis dengan 2 judul berbeda, dengan panjang tulisan masing-masing 1 – 2 halaman saja. Kalau mood nya lagi turun atau punya kesibukan lain, paling tidak 1 judul saja. Dalam satu bulan, tak disadari tulisan kita minimal akan berjumlah 30, dan bahkan bisa sampai 60 judul. Fantastis kan? Itu sudah cukup untuk dibukukan dalam bentuk e-book sob!

Yuk ah kita menulis! Agar hidup lebih produktif dan kelak meninggalkan warisan berharga bagi kehidupan. Meminjam istilah mbak Asma Nadia, “Satu Buku Sebelum Mati”. Itu paling minim banget lho… Yakni bagi kamu-kamu yang pelit banget barbagi ilmu. Semoga saja kamu mah bukan orang yang pelit ya… Hehehe. Kalau nggak mau disebut pelit berbagi ilmu, menulis buku lah sebanyak mungkin. Untuk itu, segeralah tuangkan ide dan gagasanmu dalam bentuk tulisan. Mudah ini kok, tinggal nulis saja. Bukankah sejak SD kita sudah diajarkan menulis? Hayo…., ngaku saja deh…!

Kalau selama ini kita pandai dan mudah untuk cuap-cuap, cas cis cus banyak ngomong, atau geregetan saat melihat sesuatu tapi tidak segera dikomentari, maka sesungguhnya kamu sudah punya modal yang luar biasa tuh. Langkahmu untuk menjadi penulis relatif lebih mudah. Kamu tinggal menuliskan saja apa yang kamu omongkan, atau menuliskan apa yang kamu komentari. Semudah itu? Iya… Jangan dipersulit deh… Mudahkan kan? So pasti sangat mudah.

Sekarang sudah siap untuk mulai menulis? Harus itu! Kamu nggak usah pedulikan dulu aturan penulisan yang ada, atau malah kelamaan mikirin pilihan kata yang enak dan ngena. Itu mah urusan nanti. Tugasmu sekarang hanya memulai menulis, apapun itu. Mau puisi?, boleh. Cerpen?, Ok. Cermin?, apalagi. Essay? Terserah…! Saya nggak mau tahu. Saya hanya mau kamu segera menulis saja. Ambil pena dan kertas, lalu menyelsaikannya dengan tuntas. Teruslah hal itu kamu lakukan setiap hari, hingga suatu saat nanti kita bedah buka bersama ya… Heheh.. Aminin donk… :)

Belum ada Komentar untuk "Shalat Shubuh, What Next?"

Posting Komentar

Bagaimana menurut anda? Tuliskan komentar anda pada di bawah ini.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel