Sarapan Dengan Tulisan

Ungkapan yang seringkali keluar dari lisan penulis pemula adalah sulitnya untuk membangun kebiasaan membuat tulisan. Ada saja alasan ini dan itu yang dihadirkan. Dari mulai masalah waktu yang tersedia, hingga masalah mood yang tak kunjung tiba. Andai saja kita terus mengikuti kemalasan yang ada, entah kapan kita dapat menghasilkan tulisan. Maka segeralah menulis kembali. Ambil kertas dan ballpoint, hidupkan PC atau notebook bagi yang sudah punya. Tinggal tancap gas deh!

Agar semangat untuk menulis terpelihara dan menyala-nyala, jadikan kebiasaan menulis setiap hari sebagai kebutuhan jiwa yang tidak dapat ditolelir begitu saja. Artinya, jadikan rutinitas menulis sebagai kebutuhan yang harus dipenuhi setiap hari. Sehingga jiwa akan terasa hampa jika hari ini tidak diawali dengan merangkai kata.

Bayangkan tulisan sebagai sarapan pagi yang harus kita makan. Tubuh akan lemah dan tak berenergi jika belum diberikan asupan makanan. Bila demikian, mau tidak mau kita harus memenuhi kebutuhan itu, dengan cara memaksa diri untuk menorehkan tulisan. Mungkin awalnya terasa berat untuk sarapan, terlebih bila menu (tema, ide, gagasan) yang ada sangat sederhana. Tapi seiring dengan waktu, insya Allah kondisi seperti itu akan berlalu. Sesederhana apapun bahan dapur yang ada, nanti kita akan bisa meramu dan mengolahnya menjadi sajian sarapan pagi yang berkesan.

Betapa nikmatnya bila kita terbiasa sarapan dengan tulisan. Jiwa akan lapar dan tak nyaman bila kebutuhannya belum ditunaikan. Akhirnya, kebiasaan menulis pun akan mengalir tanpa harus ada paksaan. Karena kegiatan menulis sudah menjadi kebutuhan. Ide dan gagasan apapun akan mudah untuk dikembangkan dan dituliskan. Mungkin hal itu sederhana dan bahkan sepele bagi orang lain, tapi bagi penulis hal itu adalah bongkahan intan berlian yang harus segera diambil dan dibersihkan.

Sesekali waktu, ada kalanya jiwa tidak berselera untuk sarapan, sekalipun menu yang dihidangkan lezat dan nikmat. Kita sudah dapat gagasan brilian atau ide tulisan yang luar biasa, tapi mood yang ada merasa bosan untuk meramu dan mengolah bahan dapur menjadi menu itu-itu sja.  Maka, cobalah untuk untuk meramu bahan dapur menjadi menu lain yang lebih bervarian. Misalnya, yang biasa meramu berbagai gagasan dalam bentuk essay, sesekali waktu mencoba meramunya menjadi cerpen atau novel. Begitu pula sebaliknya.

Dengan cara seperti itu, diharapkan tidak ada lagi kemalasan untuk meramu bahan apapun menjadi hidangan sarapan apapun. Semuanya siap dikerjakan untuk kemudian dihidangkan dan dilahap dengan penuh kesungguhan. Bagaimana dengan anda, sudah siap sarapan dengan tulisan?

Artikel Terkait

Belum ada Komentar untuk "Sarapan Dengan Tulisan"

Posting Komentar

Bagaimana menurut anda? Tuliskan komentar anda pada di bawah ini.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel