Dinding Hati

Rabbiy…. Kokohkan jiwa ini untuk menapaki jalan-Mu yang lurus. Agar setiap langkah berbuah pahala dan kemenangan yang hakiki. Sungguh, beragam godaan dan rayuan seringkali menghampiri. Memalingkan azzam dan asa dari obsesi. Dari cita dan impian yang sudah aku patri dalam hati. Kalau bukan karena rahmat dan bimbingan-Mu, tentulah aku termasuk orang-orang yang menzhalimi diri sendiri. 

***********

Iman itu seringkali fluktuatif. Kadang naik, dan kadang pula turun. Bertambah dengan ketaatan, dan berkurang sebab kemaksiatan. Saatnya bertambah, gelora jiwa untuk taat semakin meningkat. Saat menurun, kemalasan sering menghampiri untuk tidak bersegera memenuhi setiap seruan-Nya.

Setiap hati memiliki dinding. Dinding itu bagaikan kaca yang bening. Saat ada noktah hitam mengotorinya, hanya sinar buram yang ada saat cahaya melewatinya. Terlebih bila kaca tersebut telah tertutupi noda hitam yang pekat, cahaya tidak lagi dapat tembus sama sekali. Sementara bila kaca itu bening, cahaya dengan mudah menembus kaca dan menghasilkan sinar yang terang benderang. Demikian pula hati kita. Bagaikan kaca yang harus senantiasa dijaga dan dipelihara.

Banyak onak dan duri yang menghalangi langkah kaki menuju ketaatan. Banyak virus dan penyakit hati yang mungkin sering kita lakukan. Bila tidak segera dibersihkan, virus tersebut akan terus menjalar dan merenggut hal yang paling utama, keimanan. Benar dan salah tak lagi dapat dibedakan. Baik dan buruk tak lagi dapat dipisahkan. Hati telah tertutup oleh gumpalan dosa yang tidak segera dimintakan ampunan. Bila sudah demikian, tidak ada lagi yang dapat bermakna dari kehidupan.

Hati yang bersih dan sehat dari berbagai penyakit hati (amradhul qulub) akan dengan mudah menerima cahaya Rabbani, ilmu yang bermanfaat, serta Allah anugerahkan kemampuan untuk dapat menyingkap berbagai hikmah dari berbagai peristiwa; sehingga dirinya dapat mengambil pelajaran dari ragam kejadian dalam kehidupan. Subhanallah…

Sahabat, sebelum semuanya terlambat, mari kita evaluasi diri dan hati kita, barangkali ada tumpukan penyakit hati dan kesalahan yang tidak kita sadari, lalu kita minta ampunan pada Allah Rabbul ‘izzati. Karena pada yaumul hisab nanti, tidak akan ada yang berarti kecuali mereka yang datang kepada Allah dengan membawa hati yang suci. “(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna. Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” (QS. As Syu’ara : 88 – 89)

Belum ada Komentar untuk "Dinding Hati"

Posting Komentar

Bagaimana menurut anda? Tuliskan komentar anda pada di bawah ini.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel