BBM : Berpikir Bebas untuk Menulis
Selasa, 29 Mei 2012
Tulis Komentar
Menulis bukanlah hal susah untuk diusahakan, tapi bukan pula hal mudah untuk disepelekan. Menulis membutuhkan keberanian berpikir bebas untuk kemudian menuliskannya dalam lembar catatan. Tak peduli siapa anda, apa latar belakang anda, dan darimana anda berasal, kegiatan menulis pada langkah awal hanya membutuhkan satu saja, keberanian anda untuk menuangkan isi pikiran dalam bentuk tulisan. Pikiran tentang apa saja, bebas sesuai keinginan anda. Sebagaimana anda juga dibebaskan untuk menuliskannya sesuai kemampuan anda. Tidak ada style tertentu yang harus anda ikuti, atau aturan baku yang tidak dapat diganggu. Semuanya terserah anda, termasuk gagasan pokok pikirannya.
Berangkat dari pengalaman curat-coret, berpikir bebas pun bukan berarti tanpa tantangan. Setelah tulisan jadi, kadang ada saja sesama yang tidak setuju dengan gagasan tulisan. Atau bahkan, menganggap tulisan kita sebagai karya murahan yang tak dapat disandingkan dengan karya-karya lainnya. (Emang gue pikirin…? Terserah loe aje…. Hehe…) Untuk hal semacam ini, kita katakan, “Terima kasih teman”. Untuk apa kita cape-cape ngoceh melayani omelan yang tak perlu.
Sebagai penulis pemula, kualitas tulisan yang di bawah standar adalah sesuatu hal yang wajar. Dengan seringnya menulis, nanti juga akan baik dan punya gaya tersendiri, insya Allah. Dan sebagai (calon) penulis sukses, omelan seperti itu tidak harus menguras energi kita. Biarkanlah ia berlalu tanpa harus membuat kita lesu. Lebih baik kita fokus untuk terus menuliskan karya lainnya. Masih banyak ide segar yang dapat kita kembangkan. Masih terbentang hamparan kertas yang menanti tangan-tangan penuh kreatifitas. So, “biarkanlah serdadu berlalu”. (Pribahasa baru nih…. Hehe..)
Haruskah anti kritik?
Oh…, bukan begitu. Penulis sejati harus terbuka dan siap menerima saran dan kritikan apapun dan dari siapapun, terlebih bagi penulis pemula. Tenang dan tawadhu saja. Tinggal evaluasi lagi. Apa sulitnya? Kalau gagasan tulisan yang dibuat, sudah kita yakini kebenaran dan kebaikannya, bertahan adalah sikap seorang pahlawan. Tapi bukan berarti mempermalukan lawan dan egois lho… Pada saat yang bersamaan, saran atau kritik pun dapat membuat ledakan-ledakan positif bagi penulis itu sendiri, jika ia menanggapinya dengan benar dan baik.
Prinsip “biarkanlah serdadu berlalu” tidak berarti mengambil jalan “anti kritik” dari sesama, tapi lebih pada pemahaman “tahan badai” dan "istiqamah" untuk menggapai cita-cita. Diterima atau tidak oleh kita, kritik itu tetap kritik, dan tetap ada. Lebih baik kita terima saja kritik tersebut sebagai kripik. Mudahkan? Tinggal hadapi, hayati dan nikmati (HHN). Selebihnya, biarkan kritik tersebut sebagai daya ungkit bagi kita untuk menjadi penulis yang lebih baik. Selanjutnya, tetaplah Berpikir Bebas untuk Menulis (BBM). Setuju? :)
Belum ada Komentar untuk "BBM : Berpikir Bebas untuk Menulis"
Posting Komentar