10 M Di Hari Ke 2

Inilah hari ke dua aku mengokohkan tekadku untuk belajar menulis lagi. Ternayata terasa berat untuk memulai itu. Tapi setelah ku tekan beberapa tuts keyboard, eh ternyata mengalir juga pikiran untuk jadi bahan tulisan. Ini buktinya… he…

Sudah 2 hari ini, kenginanku untuk jadi penulis professional tak terbendung lagi. Kemarin ku cari lagi referensi tambahan tentang motivasi dan panduan menulis bagi pemula. Hasilnya? Semuanya hampir sepakat sama, mulailah dari yang kamu bisa dan jangan terkekang dengan aturan tata bahasa. Sebegitu mudahkah ya belajar menulis…

Tips dan trik ampuh untuk mewujudkannya adalah harus dibayar dengan 10 M. Wah… mahal amat ya… Tapi tenang, yang dimaksud dengan 10 M di sini adalah keinginanmu untuk menjadi penulis harus dibayar dengan kesungguhan untuk Menulis, Menulis, Menulis, Menulis, Menulis, Menulis, Menulis, Menulis, Menulis, dan Menulis setiap hari. Jadi kalau impian kita ingin jadi penulis, bukan hanya minum susu saja yang setiap hari itu. Makanya, aku hari ini menulis lagi melanjutkan yang kemarin. Masih ada yang ingat sampai di mana tulisan saya? Ayo…, yang dapat menjawab saya kasih cerita selanjutnya..

10 menit kemudian…. Kok belum ada yang menjawab juga? Pasti lupa ya…? Ok, kalau gitu saya langsung lanjutkan saja. Ini cerita lanjutannya….

Setelah aku dapat info dan kepastian bahwa tulisanku di muat di majalah tersebut, aku segera sampaikan nomor rekening yang ku miliki untuk menerima honor tulisan. Selang beberapa hari, redaktur kembali menyampaikan bahwa honor telah dikirim ke rekeningku. Alhmdulillah, ini honor pertamaku dari tulisan lho.. Walaupun nominalnya tidak terlalu besar, tapi sangat cukup jika dipakai untuk mentraktir 20 orang teman makan bakso. Coba bayangkan, penulis pemula mana yang tak bangga saat tulisannya dimuat. Dan itu pula yang saya rasakan saat itu. Selesai sudah ceritanya…

Nah, setelah itu, aku bertambah semangat lagi untuk mencoba mengirimkan tulisan ke beberapa majalah dan surat kabar, baik lokal maupun nasional. Namun sayang belum ada satu pun yang dimuat lagi. Hingga akhirnya keinginanku untuk terus menulis tidak seperti dulu lagi. Mulai melemah. Terlebih saat punya kesibukan lain yang cukup menyita perhatian. Padahal, kalau membaca kisah sukses para penulis senior, mereka tak pernah berhenti dan patah arang dalam menulis dan mengirimkan tulisannya ke majalah atau surat kabar. Tulis – kirim, tulis – kirim, terus saja demikian tanpa merasa lelah melakukannya, hingga akhirnya terasah kecerdasan menulis mereka. Bagi mereka, dimuat atau tidak, itu urusan belakangan. Yang terpenting bagi mereka adalah proses belajar menulis yang akan membuat mereka semakin terasah dan mahir dalam menghadirkan tulisan yang bermutu.

Hasilnya apa? Spektakuler! Ada penulis yang tulisannya dimuat saat mengirimkan tulisannya yang ke 100 kalinya. Coba bayangkan, andai saja ia berhenti dan berputus asa saat tulisannya yang ke 99 ditolak, maka tulisannya tidak akan pernah muncul di media masa, dan dirinya tidak akan menjadi penulis ulung seperti saat ini.

Aku juga ingin seperti itu. Tidak putus asa untuk terus menggoreskan kata-kata. Walau hanya pikiran sederhana yang dapat dituliskan.  Itu saja pun sudah cukup membuatku bahagia, bahwa aku pun bisa menulis seperti Habiburrahman El-Shyrazy,  Asma Nadia, dan para penulis best seller lainnya. Walaupun sejatinya sangat berlebihan bila aku disandingakn bersama mereka, karena tulisanku belum ada yang dapat terpampang di display toko Gramedia atau yang lainnya. Sekalipun demikian, paling tidak aku pun dapat mempublikasikannya di blog personalku. Jadi tidak akan pusing lagi untuk mempublisnya ke khalayak ramai, tinggal muat saja di blog pribadi dan dibagikan linknnya ke berbagai jejaring sosial yang aku ikuti. Bareskan? Oh iya, kunjungi ya blogku di www.saifulmillah.co.cc

Di sana kamu boleh memberi masukan, penilaian, dan bahkan kritikan atas tulisan yang saya tampilkan. Penilaian apapun akan aku terima, tidak akan gentar dengan penilaian kamu. Toh kamu hanyalah seorang pembaca yang mencoba menilai tulasanku. Kamu tidak akan dapat membendung aliran pikiranku, apalagi memotongnya. Aku akan tetap leluasa menari-nari di atas kertas bersama kumpulan kata-kata yang yang tak pernah menolak permintaanku. Mereka selalu tunduk dan patuh menuruti keinginanku. Apapun dan kemana pun aku mau, mereka cuma dapat menuruti setiap sentuhan jemari tanganku yang menempel di keyboard.

Alhamdulillah, tulisan hari ini sudah dapat satu halaman lagi… Insya Allah besok disambung lagi ya… :)

Belum ada Komentar untuk "10 M Di Hari Ke 2"

Posting Komentar

Bagaimana menurut anda? Tuliskan komentar anda pada di bawah ini.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel