Guru dan Murid Sejati
Rabu, 26 Oktober 2011
Tulis Komentar
Guru : “Anakku, ilmu yang engkau pelajari dariku, hanyalah setetes dari ilmu yang Allah amanahkan padaku, masih banyak ilmu lain yang harus engkau pelajari.”
Murid : “Guru, bukankah engkau orang yang paling masyhur dengan keilmuan di antara cerdik cendekia yang ada?”
Guru : “Tidak anakku! Sekali-kali tidak. Di atas langit ada langit. Di atas orang yang berilmu, ada yang jauh lebih berilmu. Dan di atas semua orang yang lebih berilmu, ada Allah yang Maha berilmu sebagai sumber ilmu.”
Murid : “Apakah Guru rela jika murid menimba ilmu ke guru yang lain?”
Guru : “Anakku, guru mana yang tidak bahagia dan bangga melihat muridnya bisa lebih faham dan lebih berilmu dari pada gurunya? Tak ada kekecewaan sedikitpun dalam hatiku jika engkau menimba ilmu baru dari orang lain, selama ilmu tersebut dapat bermanfaat dan tidak membuatmu sombong dan congkak pada sesama”
Murid : “Kalau begitu, kemana lagi murid harus berburu ilmu Guru?”
Guru : “Wahai Anakku…, Ilmu Allah sangat luas tanpa batas. Kalaupun semua pepohonan di alam semesta dijadikan pena dan air lautan dijadikan tinta, niscaya ilmu tersebut tidak akan selesai tertulis. Artinya, janganlah engkau membatasi diri dalam meraihnya. Dari siapa pun dan mana pun ilmu itu berada, ambillah ilmu tersebut, walau dari musuhmu sekalipun. Bukankah mereka pun bersiasat dengan ilmu?”
Murid : “Baiklah Guru, saya mengerti maksud Guru. Semoga saya menjadi pembelajar sejati yang tidak pernah henti dari belajar dan memperbaiki diri…”
Guru : “Semoga Allah senantiasa memberkahimu nak……”
“Anakku.., ada satu hal lagi yang harus senantiasa engkau ingat….”
Murid : “Apa itu Guru…?”
Guru : “Hormatilah ilmu dan Guru..! Jangan sekali-kali menafikan keberadaan mereka yang pernah hadir dalam episode hidupmu. Seperti apapun keadaannya, mereka telah memberikan sumbangsih besar dalam perjalananmu, membuka cakrawala berpikir hingga akhirnya engkau bisa berwujud seperti sekarang.”
Murid : “Maaf Guru, bila selama ini murid kurang hormat dan berbakti pada guru…”
Guru : “Terlebih lagi, jangan sekali-kali engkau membanding-bandingkan gurumu untuk mencari kelemahan dan kekurangan mereka, karena setiap orang tidak akan pernah sama, mereka memiliki keutamaan dan kekurangan masing-masing. Terhadap keutamaannya, bersyukur dan do’akanlah semoga keutamaan itu bertambah. Dan terhadap kekurangannya, mintakanlah ampunan kepada Allah baginya agar Allah berkenan memaafkannya…”
Murid : “Baik guru, semua nasihatmu akan senantiasa murid ingat….”
Note :
For All My Teachers, sim abdi neda hapunten tina sadaya kalepatan oge kakhilafan. Semoga keselamatan dan keberkahan dari Allah senantiasa menyertai perjalanan hidupmu menuju surga Firdaus-Nya. Amiin.
Murid : “Guru, bukankah engkau orang yang paling masyhur dengan keilmuan di antara cerdik cendekia yang ada?”
Guru : “Tidak anakku! Sekali-kali tidak. Di atas langit ada langit. Di atas orang yang berilmu, ada yang jauh lebih berilmu. Dan di atas semua orang yang lebih berilmu, ada Allah yang Maha berilmu sebagai sumber ilmu.”
Murid : “Apakah Guru rela jika murid menimba ilmu ke guru yang lain?”
Guru : “Anakku, guru mana yang tidak bahagia dan bangga melihat muridnya bisa lebih faham dan lebih berilmu dari pada gurunya? Tak ada kekecewaan sedikitpun dalam hatiku jika engkau menimba ilmu baru dari orang lain, selama ilmu tersebut dapat bermanfaat dan tidak membuatmu sombong dan congkak pada sesama”
Murid : “Kalau begitu, kemana lagi murid harus berburu ilmu Guru?”
Guru : “Wahai Anakku…, Ilmu Allah sangat luas tanpa batas. Kalaupun semua pepohonan di alam semesta dijadikan pena dan air lautan dijadikan tinta, niscaya ilmu tersebut tidak akan selesai tertulis. Artinya, janganlah engkau membatasi diri dalam meraihnya. Dari siapa pun dan mana pun ilmu itu berada, ambillah ilmu tersebut, walau dari musuhmu sekalipun. Bukankah mereka pun bersiasat dengan ilmu?”
Murid : “Baiklah Guru, saya mengerti maksud Guru. Semoga saya menjadi pembelajar sejati yang tidak pernah henti dari belajar dan memperbaiki diri…”
Guru : “Semoga Allah senantiasa memberkahimu nak……”
“Anakku.., ada satu hal lagi yang harus senantiasa engkau ingat….”
Murid : “Apa itu Guru…?”
Guru : “Hormatilah ilmu dan Guru..! Jangan sekali-kali menafikan keberadaan mereka yang pernah hadir dalam episode hidupmu. Seperti apapun keadaannya, mereka telah memberikan sumbangsih besar dalam perjalananmu, membuka cakrawala berpikir hingga akhirnya engkau bisa berwujud seperti sekarang.”
Murid : “Maaf Guru, bila selama ini murid kurang hormat dan berbakti pada guru…”
Guru : “Terlebih lagi, jangan sekali-kali engkau membanding-bandingkan gurumu untuk mencari kelemahan dan kekurangan mereka, karena setiap orang tidak akan pernah sama, mereka memiliki keutamaan dan kekurangan masing-masing. Terhadap keutamaannya, bersyukur dan do’akanlah semoga keutamaan itu bertambah. Dan terhadap kekurangannya, mintakanlah ampunan kepada Allah baginya agar Allah berkenan memaafkannya…”
Murid : “Baik guru, semua nasihatmu akan senantiasa murid ingat….”
Note :
For All My Teachers, sim abdi neda hapunten tina sadaya kalepatan oge kakhilafan. Semoga keselamatan dan keberkahan dari Allah senantiasa menyertai perjalanan hidupmu menuju surga Firdaus-Nya. Amiin.
Belum ada Komentar untuk "Guru dan Murid Sejati"
Posting Komentar